Selasa, 24 November 2015

SEJARAH SMP BRUDERAN PURWOREJO

Menilik kembali perjalanan sejarah SMP Bruderan Purworejo sebagai SMP yang kala itu dibangun dengan kemegahan gedungnya berdasarkan akta pendirian sekolah tertanggal 1 Agustus 1950 oleh para Bruder Karitas. Akta tersebut dikeluarkan oleh Kepala Yayasan Pius Pusat, Sr. Anastasia Suminah pada tanggal 17 Mei 1983. Pada mulanya adalah SMP yang digemari oleh keluarga kaum menengah ke atas. SMP Bruderan menjadi SMP yang elit tanpa meninggalkan ciri induknya. Meski digemari oleh kaum tertentu, tetapi tetap menjadi pelopor berkembangnya 'kekaritasan'. Bukan sekedar karitas dalam konteks fisik, melainkan membangun kepribadian karitas baik pada siswanya maupun seluruh stake holdersekolah.

Ketika masa pendudukan Jepang, bidang pendidikan pada tahun 1942-1945 mengalami masa yang kurang menguntungkan. Hampir semua sekolah ditutup kecuali penyelenggaraan sekolah dasar. Penyelenggaraan sekolah hanya dilakukan oleh pemerintah, sedangkan sekolah-sekolah Katolik tidak dapat berkembang. Semua gedung sekolah milik misi dipergunakan sebagai asrama clan kepentingan, militer lainnya oleh Tentara Jepang.

Meski keadaan pada masa itu kurang menentu, para Bruder Jawa (Bruder Sihing Widi) berhasil membuka kembali sekolah misi. Usaha para bruder ini kurang mendapat sambutan. Hal ini disebabkan karena para murid yang sudah pindah ke sekolah negeri tidak mau kembali ke sekolah misi dengan alasan :
1. Di sekolah negeri tidak ditarik uang sekolah.
2. Bersekolah di misi, diartikan masuk Katolik. Itu agama Belanda. 
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 membawa angin segar bagi misi pendidikan yang dikelola para bruder clan suster. Lalu, pada tahun 11948 Bruder Karitas membuka SMP Bruderan yang berkembang pesat dan mendapatkan status sekolah pool yaitu status sama dengan sekolah negeri.

Dalam perkembangannya, sekolah-sekolah yang diselenggarakan para Bruder Karitas ternyata diinstruksikan oleh Superior Bruder Karitas untuk hanya menerima murid pria saja. Namun lama-kelamaan sekolah-sekolah para Bruder Karitas juga menerima murid perempuan.  Para Bruder Karitas sampai sekarang terus berkarya di bidang pendidikan di bawah naungan Yayasan Pius. Yayasan Pius sendiri adalah sebuah yayasan yang dibentuk oleh Romo de Lange M.S.C., khusus untuk mengurusi masalah pendidikan. Nama tersebut diambil dari nama Santo Bapa Pius XI yang telah memberkati 3 orang Romo M.S.C. ketika berangkat ke Jawa. Yayasan tersebut bertugas untuk mengkoordinasi sekolah-sekolah yang dikelola oleh Bruderan dan Susteran, mengerjakan administrasi sekolah-sekolah tersebut, menjamin kesejahteraan guru-guru dan karyawan, meningkatkan mutu pendidikan dan mengadakan komunikasi publikasi kepada instansi-instansi lainnya.

Perjalanan SMP Bruderan tidak terlepas dari adanya SMP Susteran Purworejo, sekolah menengah pertama yang dikelola oleh para suster PBHK di Purworejo. Pada saat itu siswa putra bersekolah di SMP Bruderan, bertempat di gedung SMP Bruderan saat ini (sisi yang utara) dan khusus siswa putri bersekolah di SMP Susteran yang saat ini beralih fungsi menjadi gedung Panti Rini. Gedung SMP Bruderan yang saat ini berdiri megah, dulunya terdiri dari SMP Bruderan, SD Plaosan, dan SD Karitas. Pada saat itu, gedung SMP Bruderan sebelah selatan adalah gedung SD Negeri Plaosan (Saat ini SD N Plaosan berada di sebelah timur Kantor BPN). Selain itu, gedung yang saat ini berada di sebelah barat pada mulanya adalah lokasi SD Karitas. SD Karitas sendiri kemudian dipindah di area yang sekarang dipergunakan sebagai Panti Sahabat Kita (PSK). Setelah SD N Plaosan dan SD Karitas diambil alih oleh SMP Bruderan, jadilah gedung SMP Bruderan seperti yang saat ini berdiri. Pada tahun 1972, siswa dari SMP Susteran dijadikan     satu dengan siswa SMP Bruderan dan ditempatkan di gedung SMP Bruderan. Mulai saat ini SMP Bruderan terdiri dari siswa dan siswi. Menginjak tahun 1970-an, SMP Bruderan semakin diminati oleh sebagian besar masyarakat Purworejo, khususnya masyarakat Tionghoa yang tinggal di kota Purworejo. Nama harum SMP Bruderan tidak hanya tercium di Kabupaten Purworejo, namun sampai ke Jakarta, Bogor, Purwokerto, Semarang, dan daerah lainnya. Hal ini dibuktikan dengan SMP Bruderan yang terdiri dari 15 kelas paralel (kelas 1 sampai dengan kelas 3) dimana tiap kelas (rombongan belajar) terdiri dari 42 hingga 45 siswa. Akibat saking banyaknya siswa yang belajar di SMP Bruderan, ada sebagian siswa yang ditempatkan di gedung yang sekarang menjadi gedung SMA Bruderan Purworejo.

Saat itu, kualitas SMP Bruderan memang yang terbaik di Kabupaten Purworejo. Sekolah  yang menawarkan budaya kasih di dalam pendidikannya ini tidak kalah dari sekolah-sekolah I negeri yang namanya sudah mentereng di lingkup Kabupaten Purworejo. Pada saat itu, SD Maria yang notabene merupakan sekolah dasar swasta terbaik di Purworejo, memasok semua siswa SMP Bruderan. SMP Bruderan tidak hanya menawarkan pendidikan akademik namun juga hal yang berkaitan dengan pendidikan moral clan agama. Sebagai sekolah misi, SMP Bruderan memiliki tanggung jawab moral dalam membentuk pribadi siswa yang berkarakter clan disiplin. Kualitas guru sebagai tenaga pendidik sangat diperhatikan. Sebagai imbasnya, banyak dari lulusan SMP Bruderan Purworejo yang saat ini menjelma menjadi manusia sukses. Diantaranya sebagai usahawan, di bidang pemerintahan, tenaga akademik, di bidang medis, clan lain-lain. Kehebatan SMP Bruderan saat itu ditunjukkan melalui prestasi-prestasi yang telah diukir, diantaranya dari cabang sepakbola, basket, kesenian jawa, clan kegiatan kepramukaan. Khusus untuk pramuka, SMP Bruderan saat itu menjadi poros kegiatan kepanduan di Kabupaten Purworejo. Hal yang patut dibanggakan dari SMP Bruderan, pada saat itu sekolah ini memiliki seragam clan tenda pramuka yang terbaik di Kabupaten Purworejo. Seragam clan tendapramuka tersebut dibawa oleh Br. Aderitus dari Belanda.

Status SMP Bruderan sendiri dalam perjalanannya mengalami beberapa perkembangan. Salah satunya dalam hal status kepegawaian guru clan karyawan di sekolah tersebut. Pada tahun 1978, ada pelantikan guru DPK (Dipekerjakan). Guru DPK merupakan guru yang direkrut oleh pemerintah (saat ini dikenal dengan istilah PNS) clan dipekerjakan di sekolah swasta. Istilah lain dari guru DPK adalah guru swasta yang dinegerikan. Sejak saat itu, SMP Bruderan beralih nama menjadi SMP Bruderan Bersubsidi. Subsidi yang dimaksud meliputi guru-guru yang disubsidi, subsidi dari luar negeri (terutama Belgia), clan subsidi pemerintah Indonesia. Lambat laun, banyak dari guru DPK yang pensiun clan status guru karyawan di SMP Bruderan beralih menjadi guru atau karyawan yayasan, dalam hal ini Yayasan Pius. Status berganti, subsidi dari luar negeri pun menjadi dibatasi clan pada akhirnya dihentikan. Hal ini dikarenakan sekolah swasta dianggap mampu untuk berdiri sendiri tanpa bantuan dari pihak asing. Sejak saat itu, SMP Bruderan mulai mengalami masafah keuangan yang semakin serius. Seiring dengan semakin banyaknya sekolah-sekolah negeri yang menjamur di Purworejo, murid-murid SMP Bruderan pun semakin menyusut. Hingga saat ini, SMP Bruderan hanya memiliki 10 kelas paralel. Meskipun SMP Bruderan tidak seperti dulu lagi, namun sekolah ini masih tetap mempetahankan kekhasan yang dari awal berdirinya sudah dibangun, yaitu sekolah yang menjunjung tinggi etos kerja karitas clan kedisiplinan. Hal inilah yang masih menjadikan daya tarik masyarakat Purworejo, terutama para alumni, untuk menyekolahkan putra-putrinya di SMP Bruderan Purworejo.

Gedung SMP Bruderan yang sederhana, namun artistik ini memiliki 23 ruang. Terbagi dalam 10 ruang kelas (4 kelas IX, 3 kelas VIII dan 3 kelas VII), ruang musik; ruang peralatan musik, ruang laboratorim komputer, ruang laboratorium IPA, sanggar pramuka, ruang laboratorium bahasa, ruang multi media, ruang OSIS, dan ruang perpustakaan sangat mendukung keberhasilan peserta didik untuk mengembangkan kompetensinya. Di samping berfungsi sebagai tempat kerja administrasi bagi stake holder ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang Waka, ruang BK, clan ruang guru juga mengambil peran penting sebagai sarana komunikasi yang bersahabat antara pihak sekolah dengan peserta didik. Sebagai sarana 
penunjang untuk peserta didik yang berasal dari luar daerah, disediakan pula asrama putra yang berlokasi dijalan K.H. Ahmad Dahlan No 5 (sebelah timur Panti Sahabat Kita Unit II).

Suasana belajar sejuk, tenang, clan nyaman jauh dari keramaian ini terletak di Komplek Misionaris Karitas tepatnya di bilangan 3 Jalan K.H. Wahid Hasyim Purworejo. Ruang Aula yang terletak persis di tengah sekolah melukiskan bagaimana segala kegiatan penting terpusat di jantung hati Bruderan, di mana keterbukaan merupakan kunci komunikasi dialogis untuk memperera persaudaraan.


Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah, Petrus Sutanto, S.Pd, SMP Bruderan Purworejo terus mengembangkan diri seturut visinya bersama masyarakat pendidikan memperjuangkan dari menghayati nilai-nilai luhur kemanusiaan sambil membentuk keunggulan peserta didik yang memiliki pribadi beriman, cerdas, terampil, clan berbudaya kasih. Dalam mewujudkan sistem dan iklirn pendidikan yang ideal, SMP Bruderan berorientasi pada kualitas, baik peserta didik, guru, karyawan, serta sarana dan prasarananya. Di sekolah yang berlandaskan semangat cinta kasih ini, siswa diajak untuk mengalami sendiri tentang apa yang mereka pelajari, berlatih, berusaha, mencoba, dan berkreasi. Bagi guru dan karyawan, orientasi ini dikembangkan melalui pengelolaan administrasi pendidikan clan administrasi sekolah dengan menggunakan sarana komputer. Bertolak dari orientasi ini, diharapkan SMP Bruderan Purworejo dapat mencetak manusia-manusia unggul yang berkualitas, berbudi pekerti luhur, dan berdaya guna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar